Sosial Kemanusiaan

Keuskupan Pangkalpinang mengedepankan pelayanan sosial bagi kemanusiaan bukan hanya dalam ruang lingkup internal keuskupan itu sendiri, tetapi mencakup landasan yang lebih luas. Dengan berpusat pada Yesus Kristus, nilai-nilai kemanusiaan yang luhur mendapatkan tempat pertama. Hal ini mendorong Keuskupan Pangkalpinang bemberikan pelayanan sosial tanpa adanya sekat-sekat tertentu. Pelayanan sosial kemanusiaan yang dilakukan oleh Keuskupan Pangkalpinang merupakan wujud nyata dari panggilan iman untuk menghidupi kasih dan pelayanan terhadap sesama, sebagaimana diajarkan oleh Yesus Kristus. Dalam konteks keuskupan ini, pelayanan tersebut diwujudkan melalui berbagai bidang yang menyentuh kebutuhan manusia secara menyeluruh: fisik, mental, dan spiritual.

Untuk pelayanan sosial kemanusia ini, Keuskupan Pangkalpinang mewujudkannya dalam berbagai bentuk. Selain pendidikan dan kesehatan, keuskupan ini juga mewujudkannya dalam pendampingan bagi kaum rentan, tanggap darurat untuk membantu daerah yang mengalami bencana alam, pendampingan dan penguatan ekonomi lemah, perlindungan dan pendampingan terhadap korban sosial, serta masih banyak lagi. Semua upaya ini dilakukan dengan semangat pelayanan tanpa membedakan suku, agama, atau latar belakang sosial, sebagai bentuk perwujudan kasih universal dan martabat manusia yang setara.

Pendampingan Sosial Bagi Kaum Rentan

Melalui lembaga atau unit sosial yang ada baik yang didirikan oleh tarekat yang berkarya di keuskupan maupun yang langsung ditangani oleh keuskupan sendiri, Keuskupan Pangkalpinang memberikan pendampingan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, lansia, keluarga tidak mampu, dan kelompok rentan lainnya. Pendampingan ini mencakup bantuan langsung, pelatihan, hingga dukungan psikososial. Keuskupan Pangkalpinang juga memiliki asrama-asrama yang dapat menampung anak-anak dari pulau-pulau terpencil supaya dapat tinggal di daerah yang memiliki lembaga pendidikan yang lebih baik.

Tanggap Darurat Bencana

Selain fokus pada situasi sosial yang ada di wilayahnya, Keuskupan Pangkalpinang juga ikut serta dalam kejadiaan-kejadian alam yang berada di luar wilayahnya. Bantuan sosial bagi daerah-daerah yang mengalami bencana diberikan juga oleh keuskupan ini. Dengan cara yang sederhana misalnya, Keuskupan Pangkalpinang menggalakan pengumpulan dana dari setiap paroki untuk kemudain dikitimkan ke daerah yang mengalami bencana.

Penguatan Ekonomi Lemah

Mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menjadi salah satu fokus layanan yang diberikan oleh Keuskupan Pangkalpinang. Seperti bentuk layanan sosial kemanusiaan lainnya yang sudah lama digalakan oleh keuskupan ini, demikian juga dengan penguatan ekonomi lemah. Saat ini di Keuskupan Pangkalpinang memiliki perangkat Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) yang secara khusus memberikan perhatian untuk mengembangkan dan mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi umat dan masyarakat.

Penanganan Korban Trafficking

Keuskupan Pangkalpinang punya sejarah panjang pelayanan pada isu migran dan perdagangan orang (trafficking). Dimulai Era 1975 (Pengunsi Vietnam), Era 1997 (Gereja Santa Theresia - Sekretariat Migran Komisi Migran/KMP 2001), Era 2004 (Shelter Santa Theresia 2007 KKPPMP) sekarang. Jika dihitung sejak tahun 1997-2024, kurang lebih 2000 sampai 3000 orang survival yang sudah didampingi dan diselamatkan oleh Gereja, dengan beragam kasus dan beragam kesulitan yang dihadapi. Komisi KKPPMP (Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau) yang secara khusus mewakili Keuskupan Pangkalpinang dalam menghadirkan nilai-nilai injili, terlibat bersama untuk memberi mata, telinga, dan hati bagi kisah-kisah para korban. Komisi ini berkantor di Batam dan memiliki shelter, rumah aman, bagi korban. Sejak 2013 sampai saat ini, RD. Chrisanctus Paschalis Satumus dipercaya untuk membantu Keuskupan Pangkalpinang menjalani misi kategorial ini.

Pemberkatan batu pertama shelter oleh Mgr. HillariusMoa Nurak S.V.D.
pada 24 Mei 2004